Minggu, 24 November 2019

Laba Bank Mandiri Naik Jadi Rp 181 Triliun di Kuartal III

"Laba Bank Mandiri Naik Jadi Rp 18,1 Triliun di Kuartal III , Jakarta - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau Bank Mandiri mencatat laba bersih sebesar Rp 18,1 triliun sejak Januari sampai September 2018. Corporate Secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas menerangkan laba bersih itu naik seputar 20 persen dengan year on year. Kenaikan laba itu mengakibatkan sebab kenaikan pembagian kredit sebesar 13,8 jadi Rp 781,1 triliun sampai menggerakkan penghimpunan asset jadi Rp1.173,6 triliun, tumbuh 8,8 persen dari September 2017, kata Rohan seperti dalam informasi tertera di Jakarta, Rabu, 17 Oktober 2018. Awalannya, Bank Mandiri mencatat laba bersih Rp 12,2 triliun pada semester I-2018. Angka ini naik 28,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun tempo hari Rp 9,5 triliun. Tentang, perubahan laba itu terutamanya didorong fee based pendapatan sebesar Rp 12,9 Triliun, atau tumbuh 18,1 persen dengan tahunan. Rohan melanjutkan perubahan kredit tertinggi dalam 18 bulan terakhir disumbangkan oleh fragmen korporasi besar sebesar 27,6 persen dan perubahan kredit fragmen mikro sebesar 27,1 persen jadi Rp 301,4 triliun dan Rp 97,5 triliun. Selain itu, kenaikan laba bersih didukung oleh menambahnya net interest pendapatan sebesar 4,2 persen jadi Rp 40,5 triliun. Kenaikan laba didoorong oleh menambahnya fee based pendapatan sebesar sebesar 11,4 persen jadi Rp 18,75 triliun. Pada kuartal ke-3 ini, Bank Mandiri mencatat penurunan biaya pencadangan 10,3 persen. Diluar itu, Wakil Direktur Penting Bank Mandiri Sulaiman Arif Arianto menerangkan kenaikan laba itu disertai dengan penurunan rasio net performing loan atau NPL. Pada kuartal ke-3 ini Bank Mandiri mencatat penurunan rasio NPL Gross 74 basis poin jadi 3,01 persen diakhir September 2018. “Penurunan rasio NPL terutamanya didorong oleh keberhasilan perseroan dalam kerjakan restrukturisasi dengan berkelanjutan, di samping penilaian kemampuan usaha debitur dengan ketat sampai dapat membantu debitur penuhi kewajiban,” kata Sulaiman. Sulaiman melanjutkan, persaingan yang semakin ketat serta kebijakan suku bunga yang diterapkan regulator menuntut perseroan kerjakan perbaikan yang berkaitan baik dari sisi pengaturan asset produktif serta penajaman konsentrasi usaha. Di sisi lain, biaya operasional sukses terus dipaksa dan hanya tumbuh single digit sebab aplikasi prinsip efisiensi dengan berkepanjangan di semua proses usaha. Diluar itu, Bank Mandiri sampai September 2018 diantaranya bank pelat merah ini mencatat portofolio kredit produktif sampai sebesar 77,5 persen dari keseluruhnya kredit, dan hanya 22,5 persen yang berupa konsumtif. Rinciannya, pembagian kredit investasi naik 12,4 persen jadi Rp 212,1 triliun dan kredit modal kerja naik 10,5 persen jadi Rp 318,6 triliun. "" "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar